Dikomplain Karena Pelihara 70 Ekor Anjing Terlantar, Hesti Wanita Bercadar: “Biarlah Allah Yang Menilai Apa Yang Saya Lakukan”
Wowunik.info – Dicaci dan dikagumi! Setidaknya itulah kata yang tepat menggambarkan sosok Hesti Sutrisno, wanita bercadar yang dikomplain warga karena merawat 70 anjing di Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Karena dikomplain, banyak pihak yang ingin mengambil alih anjing-anjingya tersebut, namun wanita bercadar ini pun mengaku tidak ingin anjingnya diadopsi orang lain.

“Nggak, untuk saat ini nggak (akan memberikan anjingnya untuk diadopsi), dalam keadaan ini. Karena banyak pihak yang ingin, ‘Bu Hesti tahu nggak ada yang mau mengadopsi. Jangan dikasih nih atas nama ini, dia mau dimakan anjing Bu Hesti’, ya sudah pasti,” kata Hesti saat ditemui di Hesti Green House, Jalan Tapos II, Tenjolaya, Kabupaten Bogor beberapa waktu yang lalu.
Hesti menambahkan saat ini ada banyak orang yang akan mengambil kesempatan untuk mengambil anjingnya. Sebab, wanita bercadar ini memperkirakan ada orang-orang yang menganggap dirinya dalam kondisi tertekan setelah dikomplain warga.
“Kesempatan mereka nih, ambil-ambilin (anjing saya). Nggak, saya nggak akan ngelepas. Saya akan mempertahankan karena dalam keadaan ini pasti mereka berpikir, ‘Wah Hesti dalam keadaan seperti tertekan nih’. Ah, maaf saya biasa saja,” lanjutnya.
“Tidak (akan saya lepas anjing saya) karena sudah banyak pihak yang, ‘jangan, itu mau dimakan’. Karena gini aja, shelter aja selalu kecolongan,” tambahnya.
Hesti pun mengaku tidak ingin bila ada komunitas pencinta binatang atau animal rescue yang ingin mengambil anjingnya. Wanita ini tak menjelaskan alasannya. Dia hanya menegaskan masih mampu merawat puluhan anjing ini.
“Untuk saat ini jangan dulu, dalam keadaan ini saya tidak mau (ada yang diambil komunitas/animal rescue). Biarkan saya selesaikan dulu karena memang tidak ada,” katanya saat ditanya bila ada komunitas hewan yang ingin mengambil anjingnya.
Hesti lebih baik melepas ke habitatnya daripada dikasih ke orang

Bila ada pihak yang ingin mengambil anjingnya, Hesti memilih melepaskannya kembali ke habitatnya. Dengan melepaskannya kembali, dia anggap anjing tersebut bisa tetap dipantau.
“Kalaupun mau misalkan ya, saya harus iniin (berikan), ini kan ada (anjing) yang dari Curug Nangka, biar saja saya lepas lagi ke Curug Nangka ke habitatnya.
Saya tetap bakalan kasih makan anjing itu, saya bisa ketemu sama anjing-anjing yang saya rawat yang tadinya tinggal sakit, kan. Yang tadinya tinggal tulang doang di situ, sekarang sudah gemuk,” ucapnya.
“Saya kembalikan ke habitatnya terus saya ikat, nanti (anjing itu) saya kasih tempat rumah. Kan (sebelumnya anjing itu) pungutin dari situ. Nanti bisa kita ketemu (lagi dan) kasih makan.
Kalau ke orang lain kan belum tentu, warga nggak bakalan mau makan anjing, gitu. Tapi kan saya tetap pantau, karyawan saya di sini semua,” tandasnya.
Disediakan Tempat Khusus Agar Najisnya Tidak Berceceran

Hesti tak mempermasalahkan saat orang-orang mempertanyakan haram dan najis ketika merawat anjing. “Ah biasa saja (ditanya orang-orang tentang haram dan najis). Suruh baca yang sudah dicuit sama MUI pusat saja, kan sudah mengeluarkan fatwa.
Apa yang saya lakukan ini menolong (anjing) dari jalanan. Diberi tempat yang aman agar tidak mengganggu makhluk yang disebut manusia, katanya yang (derajatnya) paling tinggi,” kata Hesti.
Dia mencontohkan saat akan mengambil anjing dari jalanan. Ketika ada anjing, lanjutnya, manusia tidak akan berani melintas. Setelah anjing itu diambil, manusia bisa melintas di jalan tersebut dengan aman.
“Saya bawa pulanglah yang tadinya dia, ini kan ada anjing liar, ini ada manusia mau lewat. Karena ada anjing, (manusia) kan takut. Akhirnya saya ambil nih (anjing) saya taruh tempat. Akhirnya jalanan nih bisa dilewati sama manusia karena saya taruh nih anjing, nggak mengganggu manusia. Jadi ada berapa makhluk nih yang saya (bantu) ini, si anjing selamat ada tempat aman, si manusia pun lewat aman, kan gitu,” bebernya.
Wanita bercadar ini mengakui kadang kesal bila ditanya apakah tidak takut terkena najis saat merawat puluhan anjing. Hesti pun mengatakan Allah SWT yang akan menilai apa yang dilakukannya ini.
“Nggak, saya juga gitu, kadang ada yang bilang, ‘Ntar kan pahalanya hilang’. ‘Terus pahala siapa yang hilang, pahala saya apa pahala kamu?’ ‘Ya pahala Ibu’, ‘Terus kenapa kamu rempong?’ Sudah, gitu paling kan. Saya saja yang punya pahala nggak khawatir, gitu kan.
Itu baju yang… saya tuh paling gedek sama orang ‘Ih, itu ntar bajunya kena (najis), masa sih’. Ya saya yang gonta-ganti (pakaian) saja nggak ribet, kenapa,” ungkap Hesti.
“Nah, untuk penilaian ke situnya, biar Allah yang menilai. Untuk diri saya, biarkan menjadi urusan saya sama Allah. Yang penting, itulah niat saya, manusia kan ribet katanya dengan najisnya. Ya sudah deh anjingnya gua bawa balik ke rumah,
Saya kasih tempat biar najisnya nggak berceceran. Beraknya juga nggak sembarangan, buangnya di septic tank di sini. Jadi kan kalian lewat, lewat aja nggak usah ribetin anjing yang di jalanan. Dia sudah dikasih tempat, bukan saya yang kasih tempat, tapi Allah yang kasih di sini, gitu,” tandas Hesti.
Atas keputusannya yang dinilai banyak orang ‘berani’ itu, Hesti banyak mendapat pujian dan juga cemooh dari orang-orang sekitar.
Setelah dirinya viral sebagai wanita bercadar pecinta anjing, Hesti hanya ingin melihat mahkluk yang biasa dipelihara manusia ini mendapat perhatian dan kasih sayang.
Anjing-anjing liar yang tak terurus dan terlantar banyak ditolong oleh Hesti dan dirawat hingga sekarang jumlahnya mencapai 70 ekor.
Baca juga: Kisah Nyata Anjing Setia Ini Akhirnya Mati Setelah Beberapa Jam Tuannya Pergi Untuk Selamanya |