Perjuangan seorang kakek penjual pisang, pernah ditipu pembeli tapi ikhlas dan tetap semangat demi keluarga
Wow unik.info – Pada pagi-pagi buta, kakek penjual pisang telah bersiap-siap menjajakan dagangannya di pasar Induk Kramat jati, Jakarta Timur.
Walau usia sudah kian renta, ia masih terlihat semangat menjalani aktifitasnya demi menjemput rejeki demi menghidupi keluarganya di rumah.

Di pagi hari, dia sudah bergegas menuju pasar pagi untuk berjualan. Dikarenakan ia sudah punya langganan tetap yang selalu membeli pisang yang dijualnya, yaitu tetangganya sendiri.
Ia hanya perlu menunggu pesanan pisangnya di tempat biasa, yakni di seberang pintu masuk Pasar Induk Kramat Jati.
Baginya pantang menjadi pengemis selagi masih sehat dan bisa berusaha untuk mendapatkan rejeki yang halal. Pantang baginya berkeluh kesah atau berpasrah pada keadaan dan mengharapkan belas kasihan orang lain.
Dia merasa bahagia bisa membawa sedikit rejeki dari hasil berjualan pisang yang untungnya tidak seberapa untuk dinikmati bersama keluarga di rumah.
Usia memang menjadi salah satu kendala bagi sang kakek untuk tetap berjuang menghidupi keluarga. Walau tidak sakit-sakitan, ia telah mengalami kekurangan penglihatan dan sekali-sekali penyakit rematik menggetarkan langkahnya.
Terkadang ada beberapa pembeli yang merasa iba dengan kondisinya dan memberikan uang lebih, tapi kakek tidak mau menerimanya. Dia selalu mengembalikan semua kelebihan uang yang sebenarnya sengaja pembeli berikan.
Jujur dan Ikhlas menjadi prinsipnya berdagang

Semenjak ia berdagang, yang ia terapkan adalah sistem yang bersih dan jujur supaya dagangan ramai pembeli.
Tapi suatu hari ia pernah mengalami kerugian karena ditipu oleh salah seorang pembeli.
Si pembeli mendatanginya dengan dalih membeli tiga sisir pisang seharga empat puluh lima ribu rupiah, ternyata dibayar dengan uang senilai sepuluh ribu rupiah dan mengatakan padanya itu adalah uang seratus ribu rupiah.
Jadi, ia mengembalikan kembaliannya kepada penipu tersebut. Keterbatasan penglihatan si kakek ternyata tidak membuat hati si penipu menjadi iba, tapi malah memanfaatkannya.
Penipu itu pun melenggang pergi dan memperoleh pisang gratis serta mendapatkan uang.
Namun kakek mengaku ikhlas atas semua yang terjadi. Dia hanya berharap kepada Tuhan yang Maha segala-galanya.
Dari kisah perjuangan kakek ini banyak pelajaran yang bisa di petik dengan hanya melihat ketulusan yang terpancar di wajahnya.
Keinginanya tak muluk-muluk, bisa membawa sedikit rejeki ke rumah setiap hari saja sudah menjadi kebahagiaan yang luar biasa baginya.**